Banyuwangi - Di tengah derasnya arus modernisasi, Banyuwangi tetap teguh menjaga warisan budayanya. Salah satu tradisi yang paling ikonik dan sarat makna spiritual adalah Tradisi Seblang - sebuah pertunjukan sakral yang menyatu dengan ritual adat, spiritualitas lokal, dan nilai-nilai sosial masyarakat Osing, suku asli Banyuwangi.
Tradisi Seblang digelar setahun sekali sebagai ritual bersih desa dan penolak bala, sekaligus bentuk syukur kepada Tuhan dan para leluhur atas keselamatan dan hasil panen. Nuansa mistis yang menyelimuti ritual ini tak hanya menarik secara visual, tetapi juga memperkaya nilai budaya yang dikandungnya.
Dua Versi Seblang: Olehsari dan Bakungan
Hingga kini, Tradisi Seblang masih lestari di dua wilayah di Kecamatan Glagah: Desa Olehsari dan Kelurahan Bakungan. Meskipun sama-sama bernama Seblang, keduanya memiliki perbedaan mencolok dalam pelaksanaan dan karakteristiknya:
- Seblang Olehsari muncul pada tahun 1930 dan ditarikan oleh gadis. Penari dipilih secara khusus dari garis keturunan penari sebelumnya.
- Seblang Bakungan dipercaya sudah ada sejak tahun 1639 dan ditarikan oleh perempuan lanjut usia yang telah mengalami menopause. Ritual ini dilaksanakan semalam suntuk, dalam suasana magis yang kental.
Keduanya memiliki unsur transendental, di mana para penari berada dalam kondisi trance atau kerasukan roh leluhur (dhanyang), menjadikan mereka sebagai media komunikasi antara manusia dan dunia roh.
Perbedaan Busana dan Waktu Pelaksanaan
Perbedaan juga tampak dari busana dan waktu pelaksanaan:
- Busana:
- Seblang Olehsari menggunakan mahkota dari daun pisang muda yang dihias bunga.
- Seblang Bakungan memakai mahkota dari kain kafan (mori) yang disusun membentuk hiasan kepala sakral.
- Waktu Pelaksanaan:
- Seblang Olehsari diselenggarakan selama 7 hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
- Seblang Bakungan digelar semalam penuh setelah Hari Raya Idul Adha.
Akar Sejarah: Dari Babad Alas ke Warisan Leluhur
Sejarah mencatat bahwa asal-usul Tradisi Seblang berkaitan erat dengan babad alas atau pembukaan hutan yang dilakukan oleh para leluhur masyarakat Osing. Pada masa itu, masyarakat percaya bahwa untuk bisa hidup damai dan aman, mereka harus meminta restu kepada roh penjaga alam. Dari kepercayaan inilah, Seblang lahir sebagai jembatan spiritual antara manusia dan alam.
Bagi Anda yang ingin melihat kekayaan budaya Banyuwangi dari dekat, jangan lewatkan untuk mengunjungi Banyuwangi Park. Tak hanya menawarkan wahana rekreasi keluarga, Banyuwangi Park juga menyuguhkan unsur edukatif budaya lokal, termasuk visualisasi dan informasi menarik seputar Tradisi Seblang dan warisan budaya Osing lainnya.
Mari bertualang dan belajar budaya di Banyuwangi Park - tempat di mana hiburan dan pelestarian budaya bertemu!