1. Banyuwangi Park: Taman Edukasi dan Hiburan Menarik
Terletak di Jalan Raya Banyuwangi - Jember, Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi Park hanya berjarak sekitar 5 menit perjalanan dari pusat kota. Tempat wisata ini menggabungkan konsep edukasi dan hiburan yang sangat cocok untuk semua kalangan, terutama keluarga dan pelajar.
Banyuwangi Park menawarkan wahana edukasi interaktif yang memperkenalkan budaya, sejarah, dan kekayaan alam Banyuwangi. Pengunjung bisa belajar tentang sains melalui berbagai alat peraga yang menyenangkan dan mudah dipahami. Selain itu, terdapat wahana permainan seru, mulai dari area bermain anak hingga wahana ekstrem yang memacu adrenalin.
Tidak hanya menyenangkan, Banyuwangi Park juga menjadi sarana edukatif yang memperkaya wawasan tentang daerah Banyuwangi yang dikemas dengan menyenangkan dan modern.
2. Desa Wisata Adat Kemiren: Menyusuri Kearifan Lokal Suku Osing
Sekitar 10 menit dari pusat kota, Anda bisa menjelajahi Desa Adat Kemiren di Kecamatan Glagah. Desa ini menjadi rumah bagi suku Osing, penduduk asli Banyuwangi yang masih mempertahankan adat istiadat dan tradisi leluhur mereka.
Di Kemiren, wisatawan dapat merasakan suasana khas perkampungan tradisional dengan rumah-rumah Osing berarsitektur kuno, pertunjukan seni seperti gandrung, dan kuliner lokal autentik seperti pecel pitik. Salah satu atraksi budaya paling terkenal adalah Barong Ider Bumi, ritual adat tahunan di mana warga berjalan keliling desa dengan membawa barong sebagai bentuk tolak bala dan ungkapan rasa syukur.
Desa Kemiren bukan hanya tempat wisata, tetapi juga pusat pelestarian budaya yang hidup dan berkembang secara alami. Suasana asri dan keramahan masyarakatnya menjadikan kunjungan ke desa ini pengalaman yang sangat berkesan.
3. Pantai Boom: Perpaduan Sejarah dan Keindahan Modern
Pantai Boom terletak di Jalan Ikan Cucut No. 27, Kelurahan Kampung Mandar, dan dapat dicapai dalam waktu sekitar 3 menit dari pusat kota. Dahulu merupakan pelabuhan utama di wilayah timur Jawa, kini pantai ini telah disulap menjadi destinasi wisata modern yang penuh daya tarik.
Pantai Boom menyajikan nuansa historis dengan sisa-sisa dermaga dan gudang lama, sekaligus menawarkan sentuhan kekinian seperti marina modern yang sering disinggahi kapal pesiar. Ikon utamanya adalah jembatan spiral yang sangat Instagramable, terutama saat malam dengan lampu yang memukau.
Di sekitar pantai, pengunjung dapat menikmati sajian kuliner dari kafe dan restoran berdesain estetik, serta galeri seni immersive 3D yang unik. Tersedia juga spot-spot foto menarik seperti tugu sayap, bangunan unik, dan panorama Pulau Bali di kejauhan. Dengan atmosfer yang santai dan pemandangan memikat, Pantai Boom cocok untuk kegiatan keluarga, prewedding, atau sekadar menikmati matahari terbenam.
4. Pantai Cacalan: Menikmati Sunrise dan Alam yang Damai
Berlokasi di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Pantai Cacalan berjarak sekitar 4,5 km dari pusat kota Banyuwangi. Pantai ini menjadi tempat ideal untuk menyaksikan keindahan matahari terbit yang memukau.
Dengan pasir hitam yang eksotis dan ombak tenang, Pantai Cacalan sangat cocok untuk wisata keluarga. Di area sekitar pantai terdapat rawa alami yang bisa dijelajahi dengan kano sambil menikmati suasana hutan bakau yang teduh. Tak hanya itu, terdapat pula Rumah Merpati yang menjadi tempat tinggal burung merpati jinak yang bisa diberi makan dan diajak berfoto.
Aktivitas lain yang bisa dilakukan antara lain menunggang kuda di tepi pantai dan ikut dalam program konservasi bakau, di mana pengunjung dapat menanam pohon mangrove sebagai bagian dari pelestarian alam. Pantai Cacalan menawarkan keseimbangan sempurna antara rekreasi dan edukasi lingkungan.
5. Pendopo Sabha Swagata Blambangan: Warisan Arsitektur dan Sejarah Banyuwangi
Pendopo Sabha Swagata Blambangan adalah rumah dinas resmi Bupati Banyuwangi yang terletak di Jalan Sritanjung, Kelurahan Temenggungan. Lebih dari sekadar bangunan pemerintahan, pendopo ini merupakan simbol sejarah dan budaya Banyuwangi.
Didirikan pada tahun 1771, pendopo ini merupakan pusat pemerintahan pertama yang juga menjadi tempat tinggal Tumenggung Wiroguno I, Bupati pertama Banyuwangi. Desainnya memadukan arsitektur joglo Jawa dengan sentuhan kolonial Belanda. Tata letaknya mengikuti sistem tradisional ''macapat'', yaitu pendopo di utara alun-alun, masjid di barat, pasar di selatan, dan penjara di timur.
- Berbagai fasilitas menarik bisa ditemukan di sini, seperti:
- Pendopo utama dengan aula luas untuk kegiatan resmi.
- Green House, bangunan bawah tanah dengan taman atap yang ramah lingkungan.
- Musala unik karya Andra Martin, dengan bentuk asimetris tanpa kubah dan dikelilingi kolam koi.
- Sumur Sritanjung, yang dikaitkan dengan legenda asal-usul nama Banyuwangi.
- Rumah Dinas Bupati bergaya Art Deco yang masih digunakan hingga kini.
Pendopo ini mencerminkan sinergi antara nilai sejarah, spiritualitas, dan keberlanjutan dalam tata kota Banyuwangi yang modern namun tetap menghargai warisan budaya.
editor : Yusron Dwi Aji Prasetio
publisher : Vilma Nur Asih S.